Mengenal Lean dan Six Sigma Secara Singkat & Sederhana

Six Sigma adalah suatu alat (tools) manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM). Berfokus pada pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan cacat produksi (defect), memangkas waktu pembuatan produk (reduce production time), dan menghilangkan biaya (cost cutting).


Seperti penjelasan dari arti Six Sigma di paragraf pertama, Six Sigma adalah sebuah tool atau alat yang dapat digunakan sebagai trouble shooting untuk menciptakan suatu proses berjalan dengan lancar sesuai desain.

Sedangkan, Lean yaitu metode yang bertujuan untuk meningkatkan suatu proses dengan menghilangkan semua aktivitas yang tidak ada nilai tambahnya dan meningkatkan proses kerja agar lebih efektif dan efisien, hasil yang lebih cepat dan kualitas yang lebih baik. (Leanindonesia.org)

Prinsip dasar dari lean bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah (value added) produk barang atau jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value) dalam semua alur proses kerja pada perusahaan. Tujuan dari lean adalah meningkatkan customer value secara terus menerus dengan peningkatan rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value-to-waste rasio).

Gambar diatas merupakan gambaran dari penerapan lean dari beberapa proses yang sama namun dengan perlakuan (treatment). Lalu, kaitan dari Lean dengan Six Sigma adalah suatu pendekatan sistemik (inisiatif) dan sistematik (susunan / aturan) untuk mengidentifikasi dan menghilangkan waste atau non-value added activities melalui peningkatan terus-menerus untuk mencapai tingkat kinerja.

Di dalam Six Sigma, kita mengenal DMAIC yaitu tahapan proses penyelesaian masalah pada metode tersebut, dimana:

D efine = Mendefinisikan proses bisnis
M easure = Mengukur kinerja proses bisnis saat ini
A nalyze = Menemukan akar masalah (root causes)
I mprove = Melakukan perbaikan proses bisnis untuk mengurangi cacat (defects)
C ontrol = Menerapkan kontrol untuk mengingatkan leader/manager ketika proses tidak lagi terkendali.

DMAIC memberikan kerangka kerja yang baku, terstruktur untuk membuat perubahan, dan pendekatan 5 langkah yang jelas membuat semua orang memahami setiap kemajuan tahapan proses yang telah dilakukan improvement.

Berikut adalah gambar sederhana untuk lebih memahami batasan dari Lean dan Six Sigma:

enerapan Lean Six Sigma di suatu organisasi / perusahaan memerlukan sebuah tim yang dapat saling bekerjasama sejak melakukan tahapan awal improvement sampai pada tahapan akhir yaitu melakukan pengecekan berkala mengenai hasil dari improvement agar terus berkelanjutan dan menjadi lebih baik lagi.

Keuntungan dari penerapan Six Sigma sangat banyak bagi perusahaan, metode tersebut merupakan salah satu best practice yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan suatu proses dalam bisnis sebagai langkah memaksimalkan produktifitas dan profitabilitas.

Penerapan Six Sigma terbilang cukup mudah dan sederhana, yang dibutuhkan adalah

  • Kemampuan untuk memahami situasi permasalahan yang sedang terjadi
  • Data-data yang dibutuhkan untuk dilakukan analisis dan penentuan target perbaikan
  • Pemahaman mengenai tools penentuan dan pengembangan solusi, memvalidasinya, dan membuat rencana perbaikan, dan
  • Tim untuk bekerjasama mengumpulkan data, melakukan brainstorming / FGD, eksekusi perbaikan, dan controlling the process menjaga agar perbaikan membuat suatu proses bertahan dan semakin baik kedepannya

Dari langkah-langkah DMAIC tersebut, perlunya pemahaman mengenai tools-tools yang digunakan. Terdapat banyak sekali tool yang dapat digunakan dalam Continous Improvement Process, yang sering kita kenal dan temui adalah QC 7 Tools.

7 Tools adalah perlengkapan statistis yang digunakan untuk memecahkan masalah pekerjaan dan mengusahakan perbaikan hasil dan proses kerja.

Alat ini digunakan hampir di keseluruhan proses Six Sigma DMAIC sebagai alat penentuan akar masalah (root causes), memahami situasi perusahaan saat ini atau membatasi cakupan(scope) proyek Lean Six Sigma, mengkonfirmasi peningkatan kinerja, dan lainnya.

Jadi, kesimpulannya adalah:

Lean Six Sigma adalah kombinasi dari dua metode continuous improvement yaitu Lean dan Six Sigma dimana Lean = merupakan seperangkat prinsip, praktik, dan alat yang bertujuan untuk memaksimalkan customer value, sedangkan Six Sigma = pendekatan terstruktur yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan dengan berfokus pada proses.

Sumber: Asa Satria Bilawal